8 Mei 2010

Senandung Dengkur

Di tengah lelapnya malam...
Seirama lolongan anjing yang meredup redam...
Di antara rintihan keangkuhan yang menikam...
Menyayat senandungmu dalam dengkur yang kian mencekam..

Di alasmu yang bau dan berdebu...
Kau masih bisa bersenandung dengan iramamu...
Sementara nyanyianmu serasa rintihan dalam tawa kelakar yang menderu..
Bisingnya yang berlalu kian mengganggu lagumu...

Nyamuk-nyamuk sial kini mengakrab denganmu...
Nyanyian mereka yang bermain di telingamu seibarat nada penghiburmu...
Tubuhmu seakan santapan lezat mereka yang semakin tumbuh subur di genangan comberan dan gunungan sampah yang membau...

Senada tangisan yang mengalun di antara angin yang perlahan menyusut.....

Segala irama bagai meredup dan mengendap dalam gelap....
kau masih bersenandung...
Alam raya terkesima dan seketika bungkam...

Kudengar senandungmu kawan...


Dini hari di sudut kota
Yogyakarta, 8 Mei 2010


My Google+

Masih dengan penuh sandiwara aku pun berpura-pura menganggap dirimu sudah terlelap, karena itu juga yang kau harapkan. Aku tahu kau akan bangkit dari baringmu dan menatap langkahku di kejauhan dengan cibirmu yang penuh dendam, aku yakin kau ingin mengejarku. Tapi kau tetap diam. Ah.. sandiwaraku pasti yang lebih meyakinkan.